Situ Gunung merupakan lokasi wisata yang berada di kaki Gunung Pangrango
(Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Secara astronomis kawasan ini terletak antara 106 54′37′ - 106 55′30′
Bujur Timur 06 39′40′ - 06 41′12′ Lintang Selatan. Berada pada ketinggian 950 –
1.035 meter diatas permukaan laut, dengan rata-rata suhu antara 18 – 28 derajat
celcius dengan curah hujan rata-rata pertahun 3.385 mm. Memiliki topografi
datar hingga bergelombang. Lokasinya merupakan bagian dari zona pemanfaatan
intensif Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Menurut Schmidt dan Perguson Taman
Wisata Alam Situ Gunung mempunyai tipe iklim B. Curah hujan rata-rata 1.611 -
4.311 mm per tahun dengan 106 – 187 hari hujan per tahun. Suhu udara berkisar
antara 160°C – 280°C dan
kelembaban rata-rata 84 persen.
Secara
administrative Situ Gunung terletak di Kecamatan Kadu Dampit, Kabupaten
Sukabumi dan berjarak tempuh lebih kurang 16 Km sebelah Barat laut kota
Sukabumi. Di
kawasan wisata yang memiliki luas sekitar 100 hektar ini kita dapat menikmati
suasana khas pegunungan yang masih alami dan dapat melihat secara langsung
flora dan fauna yang dilindungi. Lokasi Situ Gunung dapat ditempuh dengan
kendaraan darat dengan jarak tempuh sekitar 60 km dari kota Bogor.
Sejarah
Situ Gunung dimulai pada sekitar tahun 1800-an, saat perang antara penjajah
Belanda dengan kerajaan Mataran, dimana banyak dari para bangsawan melarikan
diri ke berbagai tempat di pelosok pulau Jawa. Salah satunya adalah seorang
bangsawan kerajaan Mataram bernama Rangga Jagad Syahadana yang lebih dikenal
dengan nama Mbah Jalun. Dalam salah satu pelariannya, Syahadana melintasi kota
Cirebon dan Kuningan dimana kemudian dia bertemu dan menikahi seorang wanita
asal kota Kuningan Jawa Barat tersebut pada tahun 1808. Pelariannya terus
berlanjut, menghindari kota bogor yang ramai, melewati Gunung Gede dan Gunung
Pangrango hingga akhirnya dia menemukan sebuah hutan lebat dengan air jernih
yang mengalir serta pemandangan yang indah di kawasan Banten. Sehingga akhirnya
dia memutuskan untuk menetap di tempat tersebut bersama istrinya. Pada tahun
1814, pasangan tersebut dikaruniai seorang putra yang kemudian diberi nama
Rangga Jaka Lulunta. Sebagai ungkapan suka cita dan rasa cintanya, Syahadana
membangun sebuah danau dengan tangannya sendiri dibantu dengan peralatan
sederhana seperti kulit kerbau untuk mengangkut tanah dan menamainya “Situ
Gunung” yang berarti “Danau di Gunung”.
Dalam
perkembangan selanjutnya sebagai realisasi untuk mengikutsertakan Perum Perhutani
Taman Wisata Tangkuban Parahu termasuk salah satu dari 18 lokasi Taman Wisata
di Pulau Jawa yang pengusahanya diserahkan kepada Perum Perhutani. Dan pada
tanggal 4 Juni 1990, SK Dirjen tersebut dicabut/diganti dengan SK Menteri
Kehutanan No. 184/Kpts-II/1990. Sebagai tindak lanjut dari Surat keputusan
tersebut maka disusunlah Rencana Karya Lima Tahun Tahap II sebagai dasar pelaksanaan
selama lima tahun (1997 - 2001) yang terarah dan terinci. Sejak tahun 1990, hak
pengusahanya telah diserahkan kepada Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, dan
sejak tahun 1997 di-KSO-kan dengan PT Shorea Barito Wisata. Sejak perluasan
kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, maka kawasan wisata alam Situ
Gunung secara keseluruhan masuk pula dalam kawasan Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango sebagai zona pemanfaatan, dan
pihak Rakata saat ini yang memiliki hak pengelolaannya dari pihak Balai Besar
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Bicara objek wisata, Berada tak terlalu jauh dari kota besar
Jakarta, Taman Wisata Situ Gunung Sukabumi dapat dijadikan alternatif wisata
alam bersama keluarga tercinta. Selain menampilkan pesona alam yang sangat
alami, wisata alam Situ Gunung termasuk wisata murah yang bisa dinikmati semua
golongan. Tapi, bukan murahan. Taman Wisata Situ Gunung masih menjadi bagian
dari Taman Nasional Gede Pangrango di Sukabumi. Berada di kawasan wisata seluas
hampir 100 hektare, banyak yang ditawarkan dalam wisata alam Situ Gunung. Dari
sekadar menikmati suasana alam khas pegunungan yang masih alami atau menikmati
pemandangan yang alam buatan, yakni danau Situ Gunung. Bahkan, tempat ini
menawarkan berbagai tantangan termasuk tracking (perjalanan) di alam terbuka,
menuju kawasan air terjun Curug Sawer. Disebut wisata alam semua golongan,
karena wisatawan bisa memilih tempat untuk menginap. Jika memiliki dana yang
cukup, wisatawan bisa memilih cottage yang berada di sekitar danau atau jika dananya
tidak mencukupi, bisa memilih kemping di sekitar danau saja. Ada beberapa blok bumi
perkemahan di Situ Gunung, dari mulai yang biasa hingga yang memiliki fasilitas
setara hotel bintang lima.
Pertengahan tahun, 2012
Redaksi
Sumber : www.wikipedia.org
dan sumber lainnya