Mengunjungi wilayah Suoh
merupakan perjalanan yang sarat dengan petualangan. Daerah kantong (enclave)
yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan ini secara
administrasi berada di wilayah di
Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Perjalanan ke wilayah Suoh dapat di
mulai dari Kota Bandar Lampung menuju daerah Suoh melalui perjalanan darat
dengan jarak tempuh ± 275 km. Menuju daerah Suoh dari Kota Bandar Lampung dapat
melalui beberapa jalur, seperti Sanggi (Kota Agung), Batubrak (Liwa) atau
Sekincau (lintasan masyarakat). Daerah Suoh merupakan daerah yang hingga saat
ini belum terfasilitasi listrik oleh PLN, sehingga sebagian masyarakat ada yang
menggunakan kincir air ataupun genset (generator) untuk penerangan rumahnya.
Akses jalan di daerah Suoh juga masih dalam proses pembangunan, dimana masih
banyak lintasan sungai kecil yang belum memiliki jembatan untuk menghubungkan
jalan, sehingga kendaraan masyarakat Suoh harus sering melintasi sungai kecil
untuk menuju tujuannya. Rata-rata kendaraan roda empat masyarakat Suoh adalah mobil
hardtop.
Daerah Suoh terletak di
dataran rendah (lembah) dengan ketinggian ± 170-350 mdpl dan dikelilingi oleh
perbukitan. Suhu maksimum di daerah ini dapat mencapai 26º C dengan banyaknya
curah hujan berkisar antara 2500-3000 mm/thn. Sedangkan untuk jumlah hari hujan
berkisar 186 h/thn. Untuk keadaan geografis daerah Suoh terdiri dari tanah
pekarangan, persawahan, perkebunan, perladangan serta hutan kawasan Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan (Data
Kecamatan Suoh, 2005).
Sejarah Suoh dimulai dengan
sebuah kisah, dimana daerah Suoh merupakan Way Laga yang berasal dari bahasa
Lampung, yaitu “Way” dan “Laga”. Way berarti air atau sungai dan Laga berarti
tarung. Jadi Way Laga adalah “air tarung” atau “kali tarung” dalam bahasa Jawa.
Way Laga atau Kali Tarung merupakan batas antara Lampung Utara (sekarang
Lampung Barat) dengan Lampung Selatan (sekarang Tanggamus). Lampung Utara
adalah nama kabupaten dimana wilayah Suoh pada waktu itu (Palupi, 2005). Sebelum
Gunung Ratu meletus, di Suoh telah ada
pemukiman penduduk. Penduduknya terdiri dari 13 Marga, beberapa
diantaranya adalah: Karang Agung, Banjar Negeri, Negeri Ratu, Bunga Lote,
Bandar Setia, dan sebagainya. Mata pencarian adalah bertani dengan cara tradisional. Pada waktu itu hasil
pertaniannya sangat melimpah. Hasil panen para penduduk dikumpulkan di atas
bukit yaitu di Gunung Ratu kemudian padi tersebut dibakar. Peristiwa pembakaran padi disebut “suwah”artinya bakar. Suwah berasal dari
bahasa Lampung. Bekas bakaran padi tersebut menjadi sebuah gunung yaitu Gunung
Kapur. Gunung Kapur terletak di Negeri Ratu – Tanjung Jati Suwah. Penggantian
nama Suwah menjadi Suoh sejak masuknya suku Jawa yang bertansmigrasi ke Lampung
Barat (Palupi, 2005).
Penduduk asli Suoh adalah orang
Lampung yang berada di Pekon Hantatai. Pekon Hantatai
(Bumi Hantatai) merupakan kampung lama di Suoh. Jika orang Lampung mengatakan
Hantatai adalah Pekon Sumbai atau Pekon Ulu Suoh. Suoh kemudian terbagi
menjadi beberapa pekon atau desa yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa atau
Peratin. Terdapat 12 pekon yang menaungi wilayah Suoh (tahun 2007), Nama-nama pekon diantaranya adalah: Sumber Agung, Tugu
Ratu, Banding Agung, Rowo Rejo, Srimulyo, Gunung Ratu, Sukamarga, Bandar Agung,
Bumi Hantatai, Suoh dan dua pekon berikutnya yaitu Atar Lebar dan Ringin Raya.
Pekon Tugu Ratu terdapat sebuah sungai yang diberi nama “Tulung Sekanda” dikatakan Tulung Sekehendak karena pada waktu
itu air sungai tersebut berpindah-pindah atau nomaden. Jadi Tulung Sekanda berarti “air sungai dengan sekehendak
sendiri”.
Penduduk Suoh saat ini bermayoritas
dari suku Jawa yang berasal dari berbagai daerah di sekitar Provinsi Lampung
ataupun di luar Provinsi Lampung. Misalnya berasal dari Wonosobo, Kota Bumi
ataupun dari Lampung Selatan Dalam hal ini mereka pindah ke Suoh dan beranak
cucu di Suoh. Walaupun di Suoh terdapat beberapa suku, (Lampung, Jawa, Sunda, Sumendo, dll) tetapi kehidupan di Suoh tetap
berjalan dengan damai, karena adanya sikap saling menghormati antara suku dan
agama. Pembangunan dibidang pertanian dan alat transportasi di Suoh sudah cukup
maju. Alat transportasi saat ini adalah motor dan angkutan mobil hardtop. Selain itu pembangunan juga terlihat
pada sarana dan prasarana peribadatan, fasilitas kesehatan (puskesmas) alat
komunikasi seperti wartel dan Tower Telkomsel. Sarana dan prasarana pendidikan
seperti sekolah-sekolah dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP
dan SMU juga telah ada di daerah Suoh.
Bicara obyek wisata yang ada
di Suoh, sangatlah khas dan jarang dijumpai ditempat lain. Ciri khas diwilayah
ini adalah dengan adanya empat danau yang terletak saling berdekatan namun
mempunyai sifat yang berbeda-beda. Danau-danau tersebut adalah Danau Minyak yang
air permukaannya terlihat berminyak dengan luas ±10 ha, Danau Asam dengan luas ±60
ha, Danau Lebar luasnya ±60 ha dan Danau Belibis sebagai habitat jenis-jenis
burung air dengan luas ±3 ha. Selain danau-danau tersebut, di Suoh juga
terdapat sumber-sumber air panas yang berasal dari gunung api lama yaitu Gunung
Loreng. Pada saat liburan panjang atau setelah hari raya idul fitri, wilayah
objek wisata di Suoh banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal yang berasal dari
sekitar wilayah Kabupaten Lampung Barat hingga Kota Bandar Lampung.
Akhir tahun 2007
Redaksi
Sumber : dari beberapa sumber