Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) adalah sebuah konsep
dinamis yang mencakup visi baru pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan
orang-orang dari segala usia dalam memikul tanggung jawab untuk menciptakan dan
menikmati masa depan yang berkelanjutan.
Pendidikan menurut Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional
adalah proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses,
cara, dan perbuatan mendidik. Pendidikan secara umum menurut Soekidjo
Notoatmodjo adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain,
baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.
Pembangunan berkelanjutan adalah sebuah proses pembangunan yang memiliki
prinsip memenuhi kebutuhan untuk menunjang hidup saat ini tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang untuk generasi berikutnya. Pembangunan
berkelanjutan dirumuskan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini
tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang. Pembangunan
berkelanjutan juga mengandung makna sebagai jaminan mutu kehidupan manusia dan
tidak melampaui kemampuan ekosistem untuk mendukungnya.
Tujuan keseluruhan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan adalah
memberdayakan warga negara untuk bertindak dalam lingkungan yang positif dan
perubahan sosial, bermakna partisipatif dan pendekatan berorientasi aksi.
Robert Steele dari Systainability
Asia/AtKisson Group telah memperkenalkan konsep “compass” melalui TOT ESD
“Sekolah Sobat Bumi” di Pasir Mukti beberapa waktu lalu sebagai alat dalam metode
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Keberlanjutan yang selama ini kita
ketahui merupakan irisan dari faktor Sosial (Society), faktor Ekonomi (Economy)
dan faktor Lingkungan Hidup (Nature),
kini ditambah dengan faktor Kesenangan/Kebahagiaan (Wellbeing). Kompas yang
memiliki empat mata angin, seperti S = South
(selatan), E = East (timur), N = North (utara), dan W = West (barat) telah menginspirasi pihak
AtKisson Group untuk menjadikannya sebagai alat dalam metode Pendidikan untuk
Pembangunan Berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari penjabaran compass
mengenai keberlanjutan, seperti : S = Society,
E = Economy, N = Nature, dan W = Wellbeing.
Compass (Kompas) yang diperkenalkan oleh
Robert Steele bagi dunia Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan dimaksudkan
untuk memudahkan kita mengetahui tujuan dari Pendidikan untuk Pembangunan
Berkelanjutan itu sendiri. Tentunya dapat dipahami bahwa dalam memenuhi
kebutuhan untuk menunjang hidup saat ini tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
di masa yang akan datang untuk generasi berikutnya diperlukan pemahaman yang mendalam
mengenai faktor-faktor Sosial, Ekonomi, Lingkungan Hidup serta faktor
Kesenangan/Kebahagiaan.