Desa Lingat merupakan desa tertua dikawasan Kepulauan Yamdema yang
terletak di Pulau Selaru. Lokasi
Desa Lingat Kecamatan Selaru dapat ditempuh menggunakan transportasi Laut dari Ibu
Kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (Kota Saumlaki) sekitar ± 2- 4 jam. Desa Lingat masuk dalam administrasi Kecamatan Selaru,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Selaru merupakan salah satu
pulau terluar di Kecamatan Pulau Selaru, Kabupaten Maluku Tenggara Barat,
Provinsi Maluku. Pulau ini terletak di Laut Timor dan berbatasan dengan
Australia.
Desa Linggat merupakan satu diantara tujuh desa yang terdapat di Pulau
Selaru. Keenam desa tersebut adalah : Adaut,
Namtabung, Kandar, Werain, Fursuy, dan Eliasa. Ibu Kota Kecamatan Selaru berada
di Desa Adaut. Komoditas utama di Desa Lingat adalah
kopra dan rumput laut. Khusus untuk rumput laut, masyarakat Desa Lingat sangat membutuhkan
alat pengering rumput laut, dikarenakan hasil
rumput laut sangat baik pada saat musim penghujan, namun pada saat musim penghujan
para petani rumput laut sangat kesulitan dalam proses pengeringan rumput laut itu
sendiri.
Bicara Obyek wisata yang ada di Desa Lingat, diantaranya adlah pantai
pasir putih dan wisata sejarah. Desa Linggat memiliki pantai pasir putih yang sangat menawan dan menjadi daya
tarik bagi para turis australia yang menggunakan kapal yachts.
Desa Lingat juga merupakan salah satu desa wisata
sejarah yang terdapat di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dimana masih dapat ditemukan
beberapa situs sejarah peninggalan tentara Jepang pada masa Perang Dunia
ke-2. Situs sejarah peninggalan
tentara Jepang pada masa Perang Dunia ke-2 tersebut merupakan tempat tinggal atau persembunyian seorang jendral tentara
Jepang yang bernama NAKAMURA BOTAI pada tahun 1942 - 1945 saat
melawan tentara Sekutu. Salah satu situs yang dapat kita lihat adalah Bunker
Jepang yang dahulu berfungsi sebagai tempat yang digunakan oleh tentara Jepang
untuk mengintai musuh yang terletak di Karang sepanjang pinggir pantai Ituwau.
Karakteristik dari tempat persembunyian ini memiliki dua pintu masuk-keluar dan
4 ventilasi udara, dan pada bagian dalam memiliki ruang yang luas yang
terbagi atas dua ruangan. Situs lainna yang masih dapat ditemui adalah Landasan pesawat terbang tentara Jepang yang saat ini
kondisinya telah dipenuhi oleh rumput ilalang karena sudah lama tidak
digunakan. Situs lainnya yang juga dapat ditemukan adalah sisa – sisa
rangka Tank, pesawat, meriam di Landasan dan perumahan warga masyarakat dalam
Desa Lingat.