Kota Sabang, titik nol-nya kilometer Indonesia




Mengunjungi Kota Sabang merupakan perjalanan yang dapat membangun rasa nasionalisme. Pengunjung akan hanyut dalam imajinasi kebesaran Negara Kesatuan Republik Indonesia, setelah mengunjungi tugu “Titik Nol Indonesia” di kota ini. Sabang merupakan kota yang terletak di Pulau Weh, dimana merupakan bagian dari Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pulau Weh dikenal dengan slogan : Point Of Zero Kilometer  Republic Indonesia (Titik Nol Kilometer Indonesia), ditandai dengan didirikan monumen untuk menandai dimulainya perhitungan jarak dan luas teritorial Negara Republik Indonesia. Secara umum Pulau Weh (Kota Sabang) terletak diantara 05` 46` 28` dan 05` 54` 28` lintang utara dan 95` 13` 02` s/d 95` 22` 28` bujur Timur di ujung paling Barat Wilayah Republik Indonesia. Pulau Weh berada pada ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan laut.

Kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah kota pelabuhan terpenting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura). Sabang telah dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station oleh pemerintah Kolonial Belanda sejak tahun 1881. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah vrij haven dan dikelola Maatschaappij Zeehaven en Kolen Station yang selanjutnya dikenal dengan nama Sabang Maatschaappij. Perang Dunia II ikut mempengaruhi kondisi Sabang dimana pada tahun 1942 Sabang diduduki pasukan Jepang, kemudian dibom pesawat Sekutu dan mengalami kerusakan fisik hingga kemudian terpaksa ditutup. Pada masa awal kemerdekaan Indonesia, Sabang menjadi pusat pertahanan Angkatan Laut Republik Indonesia Serikat (RIS) dengan wewenang penuh dari pemerintah melalui Keputusan Menteri Pertahanan RIS Nomor 9/MP/50. Semua aset pelabuhan Sabang Maatschaappij dibeli Pemerintah Indonesia. Kemudian pada tahun 1965 dibentuk pemerintahan Kotapraja Sabang berdasarkan UU No 10/1965 dan dirintisnya gagasan awal untuk membuka kembali sebagai Pelabuhan Bebas dan Kawasan Perdagangan Bebas.


Era baru untuk Sabang, ketika pada tahun 2000 terjadi Pencanangan Sabang sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas oleh Presiden KH. Abdurrahman Wahid di Sabang dengan diterbitkannya Inpres No. 2 tahun 2000 pada tanggal 22 Januari 2000. Dan
kemudian diterbitkannya Peraturan Pemerintah pengganti Undang- Undang No. 2 tahun 2000 tanggal 1 September 2000 selanjutnya disahkan menjadi Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang. Aktivitas Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas Sabang pada tahun 2002 mulai berdenyut dengan masuknya barang-barang dari luar negeri ke kawasan Sabang. Tetapi pada tahun 2004 aktivitas ini terhenti karena Aceh ditetapkan sebagai Daerah Darurat Militer.

Kota Sabang terdiri dari 5 buah pulau yaitu Pulau Weh (Pulau Terbesar), Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Selako dan Pulau Rondo. Kota Sabang juga memiliki 5 buah danau yaitu Danau Aneuk laot, Danau Paya Senara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peutapen dan Danau Paya Seumesi. Diantaranya yang terbesar adalah Danau Aneuk Laot.
Wilayah Kota Sabang terbagi menjadi dua buah kecamatan yaitu Sukakarya dan Sukajaya. Kecamatan Sukajaya terdiri dari 10 kelurahan, yaitu Paya, Keuneukai, Beurawang, Jaboi, Balohan, Cot Abeuk, Cot Ba­u, Anoi Itam, Ujong Kareung, dan Ie Meulee.Sedangkan  di Kecamatan Sukakarya terdapat  8 kelurahan, yaitu Iboih, Batee Shok, Paya Seunara, Krueng Raya, Aneuk Laot, Kota Bawah Timur, Kota Bawah Barat, dan Kota Atas. Penduduk Sabang jumlahnya 28,703 jiwa, terdiri atas berbagai etnik suku, agama dan bangsa, termasuk Cina dan India.  Untuk mencapai ke Kota Sabang  satu-satunya cara bagi wisatawan adalah dengan menyeberangi lautan dari pelabuhan Krueng Raya atau pelabuhan Ulee le di Banda Aceh dengan menggunakan kapal ferry yang akan menyeberang ke pelabuhan Balohan Sabang, jarak tempuhnya kurang lebih 2 jam. Dari pelabuhan Balohan pilih minibus atau taxi untuk menuju kota Sabang atau  ketempat wisata yang dituju. Jarak tempuh dengan menggunakan busmini dari kota Sabang menuju ke kawasan wisata Iboih (Pulau Rubiah) kurang lebih 45 menit. 


Bicara Objek Wisata, Pariwisata di Kota Sabang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan sarana umum yang memadai (hotel, restoran, rumah sakit, apotek, sarana komunikasi-warpostel, sarana transportasi, Kantor Polisi, Pompa Bensin, Mesjid, Gereja, Bank, Money Changer, Toserba).  Kota Sabang sebagai ODTW Bahari memiliki tempat-tempat wisata bawah laut dengan beragam jenis binatang dan tumbuhan laut yang ada di dalamnya, antara lain : Pantai Iboih di lokasi Pulau Rubiah (dikenal juga dengan taman lautnya), Batee Dua Gapang, Batee Meuroron, Arus Balee, Seulako’s Drift, Batee Tokong, Shark Plateau, Pantee Ideu, Batee Gla, Pantee Aneuk Seuke, Pantee Peunateung, Lhong Angen, Pantee Gua, Limbo Gapang, Batee Meuduro. 



Pertengahan tahun, 2009
Redaksi
Sumber : www.wikipedia.org

Nano Sudarno

www.nanosudarno.blogspot.com