Fasilitator dan Kejenuhan Memfasilitasi


Jenuh, adalah saat-saat ketika semangat dalam diri sesorang sudah tidak lagi pada kondisi terbaiknya. Jenuh dalam kamus bahasa Indonesia dapat diartikan dengan kata bosan, jemu, atau suatu keadaan dimana ada perasaan bosan atau jemu dengan situasi atau kondisi tertentu. Rasa bosan atau tidak semangat dalam beraktifitas akibat rutinitas yang terus berulang dan sangat sedikit mengalami perubahan suasana, sehingga terbentuk suasana yang tidak membuat semangat.

Fasilitator pemberdayaan masyarakat, seperti halnya profesi lainnya yang dijalankan pada umumnya, tentunya tidak luput dari tantangan yang bernama “kejenuhan”. Kejenuhan memang tidak memilih pada kalangan atau profesi tertentu. Besarnya tekanan pekerjaan (target) oleh lembaga/kantor yang menugaskannya, permasalahan kondisi dinamika masyarakat dampingan yang diluar kendalinya, ditambah dengan lamanya waktu selama berada dilapangan serta jauhnya antara lokasi kegiatan dengan kediaman seorang fasilitator turut menyumbang suasana jenuh pada dirinya. 

Sebenarnya kejenuhan dalam memfasilitasi sama seperti profesi lainnya, kejenuhan tersebut dapat diatasi dengan beberapa kegiatan, seperti pergi bermain ke suatu lokasi yang membuat kita senang, atau melakukan suatu hal yang membuat kita senang dan sedikit melupakan kejenuhan kita. Hal tersebut mungkin dapat melepaskan kejenuhan kita, namun efeknya mungkin tidak besar. Biasanya setelah melakukan kegiatan dalam melupakan kejenuhan tersebut, kejenuhan itu biasa akan kembali lagi melanda kita. Sebenarnya kita dapat menyadari keadaan yang kita alami, begitu pula ketika kita sedang jenuh. Kita sadar kita sedang jenuh, hanya saja terkadang kita lupa bagaimana mengatasinya. Apakah kita mau terus menerus dalam kondisi kejenuhan atau tidak, tentu jawabannya adalah tidak.

Sebenarnya obat yang paling utama untuk mengobati rasa jenuh atau kejenuhan adalah niat pada diri kita. Apabila niat pada diri kita sudah muncul untuk mengatasinya ?, yakinlah kalau niat tersebut telah muncul, kejenuhan tidak akan lama lagi dapat kita hilangkan.

Seorang fasilitator pembedayaan masyarakat yang biasa bertemu dengan masyarakat, tentunya akan banyak belajar bersama masyarakat mengenai tematik tertentu. Seorang fasilitator kadang dapat berguru juga dari masyarakat tentang banyak hal, termasuk mengenai falsafah kehidupan. Kejenuhan, ketenangan atau kegembiraan adanya di hati kita yang tentunya akan berdampak kepada pikiran dan jiwa kita. Kondisi hati yang biasa dilatih dengan ketenangan, tentunya kejenuhan akan sulit untuk menghampirinya. Belajarlah untuk melatih ketenangan agar kejenuhan kesulitan menghampiri kita.




Duo Angso, Jambi 14 Januari 2015

Nano Sudarno

www.nanosudarno.blogspot.com