Kearifan Lingkungan Masyarakat Lamdesar Barat


(Belajar menjaga hutan, mengelola sumberdaya laut dan memanfaatkan lahan pertanian secara bijak dari masyarakat Lamdesar Barat – Pulau Larat, MTB)

Setelah kedua kalinya saya mengunjungi Desa Lamdesar Barat di Pulau Larat, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, baru kali ini saya mengetahui secara nyata bahwa kekayaan alam yang dimiliki oleh desa ini begitu “besarnya”. Kita dapat membayangkan apabila seorang nelayan disana hanya membutuhkan beberapa jam saja melaut untuk mencari ikan, ketika kembali ke pantai, nelayan tersebut sudah menbawa hasil ikan yang besar-besar dan beragam. Peralatan yang dipergunakannya juga sangat sederhana, seperti : Pancing, Panah dan Jaring.

Masyarakat Lamdesar Barat memperlakukan sumberdaya laut diwilayahnya bagaikan sungai yang mengalir diperkarangan rumahnya. Mereka hanya mengambil ikan sesuai kebutuhannya, hanya untuk dimasak bersama keluarganya untuk hari itu saja, esok harinya apabila mereka akan makan ikan, mereka akan melaut lagi. Dan apabila dari hasil tangkapan ikannya berlebih, maka akan ditawari kepada tetangga atau sanak keluarganya.

Desa Lamdesar Barat merupakan desa yang terletak di ujung timur Pulau Larat. Desa ini berbatasan langsung dengan Laut Aru disebelah Timur, Desa Lamdesar Timur disebelah Barat, Laut Arafura disebelah Selatan dan Desa Kaliobar-Kelaan disebelah Utaranya. Desa Lamdesar Barat memiliki luas wilayahnya sebesar 640 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 721 jiwa (data desa Lamdesar Barat, 2015). Akses darat menuju Desa Lamdesar Barat dari pusat Kota Kecamatan Tanimbar Utara masih sangat sulit, sehingga dibutuhkan kendaraan jenis truk atau kendaraan dengan yang memiliki tenaga empat roda untuk menjangkau medan perjalanan berbatuan yang terjal. Untuk menuju atau dari pusat Kota Kecamatan Tanimbar Utara, masyarakat Desa Lamdesar Barat biasanya menyusuri pantai saat air pasang dengan menggunakan perahu yang digerakan oleh mesin 75 PK.

Dengan hanya mengambil hasil laut yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat di desa, kekayaan alam laut yang dimiliki oleh Desa Lamdesar Barat tentunya tetap terjaga seperti dahulu kala. Apabila kita memesan lobster dengan ukuran 30 cm kepada nelayan Lamdesar Barat dipagi hari, maka pada siang harinya kita sudah dapat menikmati makan siang dengan lauk Lobster. Begitu pula hal nya dengan jenis ikan lainnya, seperti : Sekuda, Bobara, Kerapu, Bibir Tebal, Kakap Merah dan Samandar.

Selain memiliki kearifan dalam mengelola sumberdaya lautnya, masyarakat Desa Lamdesar Barat juga memiliki kearifan dalam menjaga sumberdaya hutannya. Hutan yang berada dibibir tebing pantai sebelah timur Desa Lamdesar Barat ini menyimpan kekayaan flora dan fauna yang sangat besar. Beragam jenis Burung Pantai, Nuri dan Kakak Tua khas wilayah timur Indonesia sering terlihat bercengkrama diantara lebatnya pepohonan pada area hutan larangan tersebut. Anggrek endemik khas pulau larat, yakni Anggrek Lelemuku (Dendrobium phalaenopsis) juga banyak menghiasi batang-batang pohon besar didalam hutan larangan.

Hutan larangan yang berada di Desa Lamdesar Barat merupakan “Hutan Larangan” bagi masyarakat Desa Lamdesar Barat maupun masyarakat luar Desa Lamdesar Barat untuk dimasuki. Hutan larangan ini merupakan area bekas kampung lama Lamdesar (sebelum pemekaran menjadi Lamdesar Barat dan Lamdesar Timur) yang dibiarkan begitu saja sejak perpindahan ke kampung yang saat ini menjadi Desa Lamdesar Barat pada sekitar tahun 1945. (sebelum Indonesia merdeka)
Apabila kita ingin memasuki kawasan “Hutan Larangan” tersebut, maka kita harus menemui penjaga hutan larangan tersebut yang selanjutnya akan dilakukan acara adat yang akan dipimpin oleh penjaga hutan larangan tersebut. Setelah acara adat selesai dilakukan, barulah kita diperbolehkan untuk memasuki kawasan hutan larangan tersebut dengan tetap didampingi oleh penjaga hutan larangan tersebut.
 Anggrek Lelemuku (Dendrobium phalaenopsis)

Penjaga hutan larangan adalah seseorang yang ditunjuk oleh hukum adat untuk menjaga hutan larangan. Orang yang ditunjuk untuk menjadi penjaga hutan larangan, biasanya adalah orang asli Lamdesar Barat serta memiliki darah keturunan dari penjaga hutan larangan sebelumnya.

Walaupun letak Desa Lamdesar Barat berada di pesisir pantai dan memiliki sumberdaya laut yang begitu besar, namun sebagian besar masyarakat Desa Lamdesar Barat lebih memilih untuk menjadi petani. Kepemilikan lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat Desa Lamdesar Barat rata-rata seluas 2 hektar. Lahan pertanian yang dikelola oleh masyarakat Desa Lamdesar Barat banyak didominasi oleh jenis Kacang-kacangan (Kacang Tanah dan Kacang Hijau) serta Jagung. Jenis tanaman lainnya, seperti : singkong, ubi, pisang dan sayuran juga dibudidayakan oleh masyarakat Desa Lamdesar Barat, namun tidak cukup banyak.

Masyarakat Desa Lamdesar Barat menjadikan hasil pertanian “Kacang Tanah” sebagai penghasilan utama rumah tangganya. Masyarakat Desa Lamdesar Barat banyak yang menggantungkan ekonomi rumah tangganya dari hasil penjualan Kacang Tanah.

Dengan menggantungkan ekonomi rumah tangganya dari sektor pertanian, sudah tentu kekayaan sumberdaya laut dan sumberdaya hutan yang dimiliki oleh Desa Lamdesar Barat akan tetap terjaga dan lestari.

Terima kasih atas segala kearifan-mu dalam menjaga sumberdaya laut dan sumberdaya hutan, terima kasih atas keramahan masyarakat-mu, semoga Tuhan selalu memberkati masyarakat Desa Lamdesar Barat. Aaamiiin...




Saumlaki (Maluku Tenggara Barat),  28 Juni 2016

Nano Sudarno

www.nanosudarno.blogspot.com