Aksi Kolaborasi dalam Upaya Melestarikan Kawasan Taman Nasional Way Kambas


Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas 125.631,31 Ha, menjadi rumah bagi kurang lebih 50 spesies mamalia beserta spesies fauna dan flora lainnya. Hutan tropis dalam kawasan ini, merupakan kawasan konservasi yang memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran rendah dengan beberapa spesies kunci, seperti Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Secara administrasi, terdapat 38 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan TNWK, dimana sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian dalam bidang pertanian dan perkebunan. Habitat yang rusak akibat kebakaran hutan telah menyebabkan sumber daya bagi Badak Sumatera dan beberapa satwa lindung lainnya menjadi berkurang. Selain itu, ruang gerak satwa tersebut semakin sempit. Untuk itu diperlukan upaya dalam menggugah kepedulian masyarakat sekitar dan para pihak untuk turut serta perduli dalam pelestarian Badak Sumaetera dan satwa lindung lain beserta habitatnya. 
Melalui kegiatan penyadartahuan tentang pentingnya konservasi satwa-satwa kunci seperti Badak Sumatera, diharapkan mendapatkan dukungan yang lebih nyata dari masyarakat tentang pentingnya upaya yang dilakukan oleh Kantor Balai TNWK dan Mitra terkait dalam melindungi satwa-satwa lindung tersebut. Selain itu, keterlibatan masyarakat juga sangat penting dalam program pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan penyangga untuk secara aktif berkontribusi terhadap program-program pelestarian satwa lindung dan habitatnya di kawasan Taman Nasional Way Kambas.
Dengan kondisi tersebut diatas, maka pada tanggal 23 Desember 2020 lalu telah dilakanakan serangkaian kegiatan bersama (kolaborasi) “Pameran Virtual Produk Masyarakat sekitar Taman Nasional Way Kambas dengan tema BERBAGI RUANG, MERAWAT KEHIDUPAN” sebagai wujud dari kolaborasi para pihak di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Kolaborasi Kantor BTNWK dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, Dinas PMD Kabupaten Lampung Timur, Kapolsek Labuhan Ratu, Faswil TFCA, rekan-rekan mitra TNWK (YAPEKA, UNILA, PILI, Alert, WCS, dan PKHS), Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat dampingan TNWK, YAPEKA, PILI, Unila-Alert (Desa Sukorahayu, Braja Luhur, Braja Harjosari, Braja Yekti, Labuhan Ratu 7, Labuhan Ratu 6, Labuhan Ratu 9, Tegal Yoso dan Rantau Jaya Udik II), dan kelompok-kelompok masyarakat lainnya, seperti : HIMPASAD, FRDP, KTH dan Pokdarwis yang di langsungkan di halaman Pendopo Desa Labuhan Ratu 6, Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur.
Rangkaian kegiatan kolaborasi yang bertajuk “Pameran Virtual Produk Masyarakat sekitar Taman Nasional Way Kambas” dan memiliki tema BERBAGI RUANG, MERAWAT KEHIDUPAN ini diawali dengan sesi pembukaan dengan laporan ketua panitia yang sekaligus sebagai Kepala Desa Labuhan Ratu 6 dan mewakili Forum Rembuk Desa Penyangga TNWK. Acara pembukaan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bupati Lampung Timur yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lampung Timur, kemudian sambutan dilanjutkan oleh Sekertaris Dinas PMD Kabupaten Lampung Timur, dan dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Taman Nasional Way Kambas. 
Setelah acara pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan acara talkshow yang mengulas tentang “keterkaitan kegiatan konservasi kawasan Taman Nasional Way Kambas dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Way Kambas”. Dalam acara talk show tersebut, ada beberapa catatan penting, seperti : 
  • Kawasan konservasi seperti di TNWK sangatlah unik, karena tidak ada masyarakat yang merambah walaupun dikelilingi oleh sekitar 38 desa di penyangganya. Selain itu, kemauan kuat masyarakat terkait adanya kreasi produk dari desa penyangga yang dapat mendukung konservasi atau sebaliknya, keberadaan TNWK dapat memberi manfaat bagi masyarakat. 
  • Kehadiran TNWK dapat memberi manfaat bagi masyarakat. TNWK kedepannya akan menjalin kerjasama dengan masyarakat, tidak hanya menjual produk secara virtual namun juga produk yang buat masyarakat dimasukkan di obyek wisata yang ada di TNWK. Pengunjung dapat melihat langsung dalam kemasan dan produk kerajinan tangan, lukis dan lainnya yang luar biasa bisa menjadikan Lampung Timur sebagai destiniasi wisata.
  • Dinas Pariwisata tidak dapat bergerak sendiri dalam kegiatan kepariwisataan. Dibutuhkan integrasi program dalam mengembangkan peluang dan potensi destinasi wisatanya. Saat ini sudah dibuat surat Bupati tentang pembangunan kepariwisataan dimana dalam strukturnya Bupati dan Forkopinda sebagai penasehat, Sekda sebagai ketua penanggungjawab, Dinas Pariwisata sebagai wakil ketua. Hal ini penting dalam rangka mengkoordinasikan seluruh program dan menjalin keterkaitan dalam pembangunan destinasi yang melibatkan semua pihak. Misalnya Dinas Pekerjaan Umum membangun infrastuktur, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan memastikan AMDAL nya maupun mendukung penghijauan dll, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memberikan bantuan perikanan kelompok, kios dll. 
  • Kegiatan-kegiatan yang ada saat ini perlu ditindaklanjuti secara lebih konkrit. Proses-proses yang sudah dilaksanakan akan dijahit untuk kepentingan yang ada di TNWK khususnya dukungan di desa penyangga yang akan berdampak di desa-desa sekitarnya. Kegiatan yang dilaksanaan saat ini jika hanya satu dua lembaga, mungkin tidak akan terjadi, namun karena kita besama-sama mitra dan adanya dukungan yang kuat dari TNWK, sehingga kegiatan rangkaian pameran virtual ini dapat terlaksana.
Setelah acara talkshow selesai, telah disepakati bersama untuk menjalin komitmen dalam mendukung konservasi kawasan TNWK dan peningkatan ekonomi masyarakat. Kehadiran TNWK dapat memberikan manfaat bagi masyarakat desa penyangga TNWK. Peserta kegiatan mendukung upaya dalam menjamin kelestarian ekosistem kawasan sebagai habitat satwa prioritas di TNWK, yang mengemban fungsi sosial ekonomi jangka panjang. 
Dalam kegiatan ini juga disepakati sebuah wadah sebagai tindak lanjut dukungan terhadap konservasi TNWK dan pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan penyangga. Wadah yang telah disepakati adalah Ngobrol Pintar Konservasi atau disingkat dengan nama “Ngopi Konservasi” sebagai rekomendasi untuk diskusi membangun sinergitas pembangunan Pariwisata Terpadu dalam mendukung upaya konservasi di TNWK. Kegiatan kedepan dapat berlanjut untuk membangun keterpaduan yang lintas OPD, lembaga, serta instansi badan terkait.
Kegiatan lainnya dalam upaya integrasi semua pihak, baik BTNWK, Pemda, Mitra TNWK dan Masyarakat akan dituangkan dalam agenda yang terencana pada Ngopi Konservasi tersebut. Sehingga agenda yang akan dilaksanakan dapat terukur. Ngopi Konservasi ini direncanakan akan menjadi dialog bulanan dan mendiskusikan berbagai rencana/upaya untuk konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Pada perhelatan acara pameran virtual produk masyarakat sekitar Taman Nasional Way Kambas, telah terfasilitasi juga 9 (sembilan) desa penyangga kawasan TNWK yang berada di Kabupaten Lampung Timur untuk mempromosikan produk-produk hasil usaha kelompok masyarakatnya. Ke-sembilan desa yang telah menampilkan produk-produk usaha masyarakatnya adalah : Desa Sukorahayu, Desa Braja Luhur, Desa Braja Harjosari, Desa Braja Yekti, Desa Labuhan Ratu 7, Desa Labuhan Ratu 6, Desa Labuhan Ratu 9, Desa Rantau Jaya Udik II dan Desa Tegal Yoso.
Perhelatan acara pameran virtual produk masyarakat sekitar Taman Nasional Way Kambas selain di publikasikan melalui website dan media sosial oleh Kantor Balai TNWK, rekan-rekan mitra TNWK (YAPEKA, UNILA, PILI, Alert, WCS, dan PKHS), Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur juga di beritakan oleh rekan-rekan media, seperti : Lampung antara news, Antara Foto, Regional Kompas, Netizenku, Portallnews, Kupastuntas, Mongobay.

Semoga kegiatan kolaborasi ini dapat terus berlanjut pada penyelenggaraan program perlindungan kawasan Taman Nasional Way Kambas dan pemberdayaan masyarakat lainnya, sehingga kawasan Taman Nasional Way Kambas dapat terjaga kelestariannya. 
Aamiin... 

Lampung Timur, Desember 2020

Nano Sudarno

www.nanosudarno.blogspot.com