Mengenal Desa Lamdasar Barat


Desa Lamdasar Barat merupakan sebuah desa yang berada di Pulau Larat dan masuk dalam administrasi Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku. Desa Lamdesar Barat memiliki luas wilayahnya sebesar 640 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 721 jiwa (data desa Lamdesar Barat, 2015). Desa ini berbatasan dengan Laut Aru disebelah Timur, Desa Lamdesar Timur disebelah Barat, Laut Arafura disebelah Selatan dan Desa Kaliobar-Kelaan disebelah Utaranya.

Sejarah Desa Lamdesar Barat dimulai dari persekutuan masyarakat adat yang disebut Koratutul sekitar abad ke 13 silam. Koratutul merupakan gabungan dari beberapa kampung-kampung kecil yang berbasis keluarga (marga/fam). Proses penggabungan kampung-kampung kecil yang berbasis keluarga menjadi sebuah kampung besar yang bernama Koratutul ini dilakukan dengan cara peperangan. Suku masyarakat Koratutul adalah suku Tanimbar. Masyarakat Koratutul hidup rukun dan damai walau mereka berbeda keluarga (marga/fam).
Peperangan cukup besar terjadi ketika masyarakat Koratutul merasa terusik dengan perluasan wilayah kekuasaan masyarakat dari Pulau Molu, yakni masyarakat Kaliobar Wahan atau biasa disebut dengan Urtatan yang berada di tengah-tengah Pulau Larat. (Lokasi Desa Kaliobar sekarang). Peperangan antara Koratutul dengan Urtatan yang berlangsung cukup lama tersebut akhirnya dapat didamaikan dengan pengorbanan seorang wanita (infonya seorang nenek) yang benama “Resirenan” yang berasal dari masyarakat Urtatan. Atas permintaan Resirenan, prosesi pengorbanan dirinya secara ritual dilakukan dengan cara membagi dua kepalanya, setelah terpenggal dari badannya. Kedua belah kepalanya tersebut, kemudian diminta untuk diserahkan kepada masyarakat Urtatan dan satu bagiannya lagi diberikan kepada masyarakat Koratutul. Sebelum prosesi pengorbanan dimulai, Resirenan memberikan kata terakhirnya dihadapan para petinggi dari kedua belah pihak : “Dengan pengorbanan raga saya ini, saya meminta untuk tidak ada lagi permusuhan antara Urtatan dan Koratutul.  Apabila ada yang melanggar, saya bersumpah bahwa masing-masing pihak yang bermusuhan tersebut akan mendapatkan balabencana”.  


Masyarakat Desa Lamdesar (Barat dan Timur) dan Masyarakat Desa Kaliobar sangat percaya dengan sumpahnya Resirenan hingga saat ini. Beberapa kejadian telah menimpa beberapa warga dari Lamdesar (Koratutul) maupun dari Kaliobar (Urtatan) yang saling bermusuhan atau terlibat perkelahian. Bencana tersebut, bukan hanya menimpa kedua belah pihak, namun dapat menjalar kepihak keluarga besar lainnya. Bahkan, kekuatan sumpah tersebut dapat mencapai di wilayah tanah jawa yang memang jaraknya sangat jauh dari Pulau Larat. Upacara adatpun harus dilaksanakan oleh tetua adat agar bencana tersebut dapat terhentikan. Hingga saat ini, setiap tahunnya masyarakat dari Koratutul (Desa Lamdesar Barat) bersama dengan masyarakat Urtatan (Desa Kaliobar) melaksanakan upacara adat “Kidabela”, sebagai peringatan sumpahnya Resirenan. Dalam upacara kidabela tersebut, kedua bagian tengkorak kepala Resirenan dibawa oleh masing-masing ketua adat dan dibersihkan secara adat untuk selanjutnya dikembalikan pada tempatnya semula dikedua desa. Lokasi upacara adat tersebut dilaksanakan secara bergantian antara Desa Lamdesar (Barat dan Timur) dan Desa Kaliobar.
Untuk mengenang peristiwa tersebut, Pemerintah Maluku Tenggara Barat telah mendirikan Tugu Resirenan yang berbentuk patung Resirenan dengan pakaian adatnya serta patung kepalanya Resirenan ketika dilakukan pembelahan menjadi dua bagian. Tugu Resirenan tersebut saat ini berdiri di wilayah Desa Kaliobar, Kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.


Bicara obyek wisata, Desa Lamdesar Barat memiliki banyak potensi alam dan budayanya. Potensi alam yang dimiliki oleh desa ini antara lain adalah : pantai pasir putih, snorkeling, surfing serta fishing. Keseluruhan potensi wisata alam di desa Lamdesar Barat ini adalah potensi yang ada di wilayah pesisir dan lautan.


Untuk potensi wisata budaya yang dimiliki Desa Lamdesar Barat, diantaranya adalah : Upacara adat penerimaan tamu, Tenunan khas tanimbar, dan Upacara adat kidabela (agenda waktunya hanya sekali setiap tahunnya).



Sumber :

Interview dengan Kepala Desa Lamdesar Barat dan RPJMDes Desa Lamdesar Rarat tahun 2015-2020

Nano Sudarno

www.nanosudarno.blogspot.com

Related Posts: